Uncategorized

Paru-paru Besi: Teknologi Penyelamat Nyawa dalam Sejarah Medis

Paru-paru Besi: Teknologi Penyelamat Nyawa dalam Sejarah Medis

Iron lung atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai paru-paru besi, merupakan salah satu inovasi teknologi medis paling ikonik di abad ke-20. Alat ini adalah bentuk awal dari ventilator tekanan negatif (Negative Pressure Ventilator) yang dirancang khusus untuk membantu pernapasan pasien yang kehilangan kendali atas otot pernapasan mereka.

Asal-usul dan Penemuan

Paru-paru besi pertama kali dikembangkan pada tahun 1928 oleh Philip Drinker dan Louis Agassiz Shaw dari Harvard School of Public Health. Perangkat ini awalnya dikenal sebagai “Respirator Drinker”. Motivasi utama di balik penemuan ini adalah meningkatnya wabah poliomielitis (polio) yang menyerang ribuan orang, terutama anak-anak, dan menyebabkan kelumpuhan pada otot diafragma serta dada. Tanpa bantuan pernapasan, pasien polio pada masa itu tidak akan mampu bertahan hidup.

Cara Kerja di Lingkungan Rumah Sakit

Di dalam bangsal rumah sakit, paru-paru besi tampak seperti sebuah tabung logam silinder besar yang menyerupai peti mati horizontal. Cara kerjanya didasarkan pada prinsip fisika tekanan udara:

  1. Penyisipan Pasien: Tubuh pasien dimasukkan ke dalam tabung kedap udara, sementara bagian kepala tetap berada di luar melalui lubang yang memiliki segel karet ketat di bagian leher.

  2. Tekanan Negatif (Inspirasi): Pompa atau mesin akan menyedot udara keluar dari tabung, menciptakan tekanan negatif (vakum parsial). Hal ini memaksa rongga dada pasien mengembang secara pasif, sehingga udara masuk ke paru-paru melalui mulut dan hidung.

  3. Tekanan Positif (Ekspirasi): Sebaliknya, ketika udara dipompa kembali ke dalam tabung, tekanan meningkat, yang menyebabkan dada pasien tertekan dan udara di dalam paru-paru terdorong keluar.

Proses ritmis ini meniru mekanisme pernapasan alami manusia, memungkinkan pasien untuk tetap hidup meskipun otot pernapasan mereka lumpuh total.

Peran Krusial Selama Pandemi Polio

Selama puncak epidemi polio pada tahun 1940-an dan 1950-an, rumah sakit sering kali memiliki bangsal khusus yang dipenuhi barisan paru-paru besi. Teknologi ini menjadi pemandangan yang umum namun mencemaskan di pusat-pusat kesehatan dunia. Pada tahun 1931, John Haven Emerson https://www.fmcpolyclinic.com/ menyempurnakan desain Drinker dengan membuat alat yang lebih murah, lebih ringan, dan memiliki jendela kecil serta pintu akses samping (portholes) agar dokter dan perawat dapat merawat pasien tanpa harus menghentikan mesin.

Masa Pensiun dan Warisan

Penggunaan paru-paru besi mulai menurun drastis setelah penemuan vaksin polio oleh Jonas Salk pada tahun 1950-an. Selain itu, perkembangan teknologi medis beralih ke ventilator tekanan positif modern yang lebih kecil, portabel, dan menggunakan pipa endotrakeal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *